“The key to everything is patience. You get the chicken by hatching the egg, not by smashing it.” – Arnold H. Glasow
Kunci untuk mendapatkan kebahagiaan adalah kesabaran. “Kamu memperoleh ayam dengan mengeramkan telur, bukan dengan memecahkannya,” kata Arnold H. Glasow. Jika kita bersabar, kita bisa mendapatkan anak ayam dengan menunggunya sampai menetas, bukan dengan memecahkannya. Sama seperti kehidupan.
Jika kita ingin mendapatkan sesuatu, kita harus mampu bersabar sampai waktunya tiba. Sering kali kita terlalu terburu-buru, tergesa-gesa, sampai-sampai sering memutuskan pilihan yang tidak tepat. Mengapa itu bisa terjadi? Dari mana ketidaksabaran itu tiba-tiba datang?
Tanpa kita sadari, kita selalu membandingkan hidup kita dengan teman-teman sebaya. Katakanlah Anda belum menikah, sebelumnya Anda tidak terlalu memusingkannya. Anda masih bisa tetap sabar melaluinya. Tetapi, saat satu per satu teman-teman Anda mendapatkan pasangan kemudian menikah, Anda lalu mulai kehilangan kesabaran.
Tanpa berpikir panjang, tanpa pertimbangan yang matang, dengan terburu-buru Anda memutuskan untuk menikah hanya karena tekanan dari teman-teman Anda. Padahal Anda tidak yakin dengan keputusan tersebut, lalu akhirnya Anda menyesal seumur hidup.
Hidup bukanlah sebuah kompetensi yang menang dari lawan Anda. Ini hanya tentang persoalan waktu yang tepat. Menunggu dengan sabar bukan berarti menunggu tanpa bertindak. Sabar artinya Anda bisa mengendalikan diri sendiri untuk tidak emosi dan depresi saat waktunya belum tiba.
Seperti sebuah telur, untuk mendapatkan anak ayam Anda harus melakukan sesuatu, yaitu mengeraminya dan menunggunya sampai waktu yang tepat untuk menetas. Begitu juga dengan kehidupan. Anda harus bertindak dengan tepat, lalu menunggunya sampai waktunya tiba.